Logo Undangan pernikahan digital

Blog

1.png
Info. Tips & Trik

STOP! Mandi Junub Bisa Tidah Sah, Jangan Lakukan Hal Ini

Oleh

Oleh

Admin kupinang.ID

Gus Baha' - Mandi Junub Bisa Tidak Sah

Oleh : K. H. Ahmad Bahauddin Nursalim ( Gus Baha )

Kupinang.id. Mandi junub merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat penting untuk diketahui, sebab berkaitan dengan sah atau tidaknya suatu ibadah. Lalu bagaimana agar terhindar dari mandi junub yang tidak sah?

Menurut K. H. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang biasa disapa Gus Baha, saat mandi junub,  tidak boleh ada sabun atau shampoo dahulu sampai mandi junub selesai. Sebab, sabun atau shanpoo akan berpotensi merubah sifat air, sehingga dapat menyebabkan mandi junub tidak sah.

Syaratnya mandi atau wudhu itu Jangan ada di tubuh sesuatu yang merubah air, misal sabun, sampo atau yang lainnya.” ujar Gus Baha.

Makanya kayak orang mandi junub itu banyak yang salah, jadi 1 ciduk air Langsung pakai shampoo.” sambungnya.

Karena adanya sabun dan shampoo itulah kemudian air berikutnya tidak bisa menghilangkan hadats besar.

Berarti semua air ini tidak bisa menghilangkan hadats besar, karena Posisi (kondisi) air yang ke seluruh tubuh berbau shampoo.

Karena itu, beber Gus Baha, untuk mandi junub sebaiknya menggunakan air bersih hingga mandi junubnya selesai, kemudian baru memakai shampoo.

Tapi kalau kamu pakai shampoo dulu, Kalau rambutnya banyak, maka potensi air yang menyebar sudah menjadi Mutaghoyyir (air yang sudah berubah sifatnya).” jelas Gus Baha.

Karena itu, tutur Gus Baha, salah satu syarat mandi junub adalah jangan ada sesuatu di tubuh yang disebut Yughoyyiru ma (mengubah).

Baca Juga: Rekomendasi 5 Hantaran Pernikahan >>

Cara agar mandi junub sah

Gus Baha juga menjelaskan cara mandi Junub yang benar agar dapat Menghilangkan hadats besar.

Ketika waktu mandi junub dari kepala, ya sudah kepala itu awwalul gushli. Kalau kamu siram wajah dulu, ya wajah Awwalul gushli.“kata Gus Baha.

Begitupun ketika orang mandi junub dengan mendahului dada, disiramkan di dada saat pertama kali, berarti dada itu disebut awwalul gushli.

Pokoknya yang setiap bersamaan niat, Awwalul fardhi, faham ya, jadi bebas, Semua bentuknya awal bebas, cuma Apapun pilihan Anda, langsung Dibersamai niat,” beber Gus Baha.

Gus Baha menegaskan sesuatu yang tidak dibarengi dengan niat, maka hal tersebut tidak dihitung sebagai mulai Fardhu.

Misalnya ada orang junub, terus ada sisa-sisa mani langsung dia mandi junub disiram, kan air yang melewati mani tadi, potensinya menjadi Mutaghoyyir (berubah) karena mani tadi.” tutur Gus Baha.

Penutup

Sehingga jika air tersebut menjadi Mutaghoyyir, maka air tersebut tidak memiliki kemampuan rof’ul janabah.

Makanya halangan-halangan ini harus dihilangkan, dan kotoran yang berpotensi merubah air harus kita hilangkan, termasuk adat memakai shampoo itu hentikan ya, bahaya itu.” Tambah Gus Baha.

Jadi misalnya nawaitu raf’al hadtsil akbari terus kamu pakai shampoo, resikonya tadi semua proses ini Mutaghoyyir, karena berbau shampoo.” Sambung Gus Baha. Kecuali, lanjut Gus Baha, jika Anda dapat memastikan shampoo itu bersih, namun kemungkinan hal itu sangat kecil.

Ya itu tadi buktinya, barangkali kamu menyangka mandi sudah selesai, begitu pakai handuk masih berbusa, lah masih berbusa kan bukti semua air tadi kita berbau shampoo, berarti statusnya Mutaghoyyir.


Karena itu, Gus Baha berpesan, untuk mandi junub tidak perlu memakai sabun atau shampoo terlebih dahulu sampai selesai mandi junub, setelah itu baru bisa memakai sabun atau shampoo itu.

Jadi nanti seumpama tidak bersih-bersih banget, sudah selesai. Ya jadi jangan sampai ada sesuatu yang seperti meniru mutaghoyyir.”

 

𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇𝐔𝐌𝐌𝐀 𝐒𝐇𝐎𝐋𝐋𝐈 𝐀𝐋𝐀 𝐒𝐀𝐈𝐘𝐈𝐃𝐈𝐍𝐀 𝐌𝐔𝐇𝐀𝐌𝐌𝐀𝐃
𝐖𝐀 𝐀𝐋𝐀 𝐀𝐋𝐈 𝐒𝐀𝐈𝐘𝐈𝐃𝐈𝐍𝐀 𝐌𝐔𝐇𝐀𝐌𝐌𝐀𝐃

Sholallahu ‘Alaa Muhammad Sholallahu Alaihi wasalam

Selamat Merayakan Cinta

Undangan Digital kupinang.ID

Advertising:

Tinggalkan Komentar

3-1.png
kupinang.ID

Undangan Digital

Web base & social Media

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ

”Mudah-mudahan Allah memberkahi Engkau dalam segala hal (yang baik) dan mempersatukan Engkau Berdua dalam kebaikan”